Jumat, 04 Desember 2015

Tasbih dewandaru

Apa itu Tasbih Dewandaru? Tasbih Dewandaru adalah tasbih bertuah yang terbuat dari Kayu Dewandaru. Khasiat atau keberkahan utamanya antara lain sebagai sarana penyempurna ilmu kanuragan, pembangkit daya pengasihan, pembangkit kharisma dan kewibawaan serta penangkal gangguan gaib.

 

Nama Kayu Dewandaru yang terkenal beraroma khas ini dapat diartikan sebagai ‘pembawa wahyu dewa’ dalam Bahasa Jawa. Dalam berbagai kisah pewayangan, baik yang berbahasa Jawa kuno maupun Sansekerta, Kayu Dewandaru banyak disebut dan diceritakan beserta khasiat-khasiatnya. Pohon Dewandaru sendiri termasuk ke dalam jenis tanaman perdu yang hidup menahun dengan tinggi batang mencapai lima meter. BatangDewandaru cenderung tegak, berkayu dan berbentuk bulat dengan kulit berwarna coklat.

 

Kayu Dewandaru banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuat aksesoris seperti tasbih, gelang, kalung dan batu cincin (akik) karena tuah supranaturalnya. Tuah atau manfaat Kayu Dewandaru yang merupakan pasangan Kayu Stigi tersebut antara lain:

Tuah keselamatan, terutama untuk melindungi diri dari segala bahaya dalam kondisi terdesak atau bencana dan kecelakaanMeningkatkan kepercayaan diriMeningkatkan kharisma dan kewibawaanMeningkatkan nyali atau keberanian tingkat tinggiMelancarkan rezeki, sehingga lebih berlimpah, berkah dan barokahMenangkal energi negatifMenetralkan racunMeningkatkan kekebalan dan daya tahan tubuh, baik terhadap penyakit maupun serangan fisikSedangkan bila ditilik dari sisi ilmiah, Dewandarumengandung protein, karbohidrat, vitamin C, tanin, atsiri, saponin dan flavonoid yang terbukti berkhasiat mengurangi tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol, mempertahankan keseimbangan metabolisme dan berperan sebagai antioksidan.

 

Kayu Dewandaru tidak tumbuh di sembarang tempat. Dalam jumlah yang terbatas, pohon kayu bertuah ini dapat ditemukan di daerah kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah. Sifat Kayu Dewandaru mewakili karakter Pandawa Lima, antara lain Yudhistira yang luhur dan jujur, Bima yang berwatak keras, Janaka yang kharismatik dan penuh pesona, serta Nakula dan Sadewa yang dua-duanya cerdas serta rendah hati.

 

Di beberapa daerah, Dewandaru disebut juga sebagai asem selong, belimbing londo, ceremai londo, atau ceremai asam. Sedangkan dalam Bahasa Inggris, pohon bertuah dan berkekuatan magis ini dikenal sebagai Surinam Cherry, Brazillian Cherry atau Cayenne Cherry.


Dalam ulasan yang lain diterangkan bahwa

Pohon Dewandaru Kayu Pembawa Wahyu Dewa


Pohon dewandaru dalam terminologi jawa dapat diartikan sebagai kayu ‘Pembawa Wahyu Dewa’. Kata dewandaru banyak dijumpai dalam kisah pewayangan maupun dalam khasanah bahasa Jawa Kuno maupun sansakerta. Karenanya tidak mengherankan jika kemudian pohon bernama dewandaru ini kemudian sarat dengan mitos.


Pohon dewandaru dikenal juga sebagai asem selong, belimbing londo, ceremai londo, atau cereme asam. Dalam bahasa Inggris pohon yang dipercaya mempunyai kekuatan magis ini disebut dengan Surinam Cherry, Brazilian Cherry, atau Cayenne Cherry. Sedangkannama ilmiah tumbuhan ini adalah Eugenia uniflora L., yang mempunyai beberapa sinonim diantaranyaEugenia michelii Lam., Eugenia oblongifolia, Eugenia zeylanica Willd.


Diskripsi Pohon Dewandaru. Dewandaru (Eugenia uniflora) merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi mencapai 5 meter dan hidup menahun. Batang pohon dewandaru tegak, berkayu, berbentuk bulat dengan kulit kayu berwarna coklat.



Buah dan daun dewandaru (Eugenia uniflora). Dari bentuk buahnya inilah pohon ini kerap disebut belimbing londo.


Daun dewandaru merupakan daun tunggal, berwarna hijau berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal yang meruncing. Daun berukuran sekitar 5 sentimeter dengan tepi daun yang rata dan pertulangan menyirip.Bunga tunggal dengan daun pelindung kecil berwarna hijau, mahkota bunga berwarna kuning sedangkan benang sari dan putik berwarna putih. Buahnya buni (bulat) dengan diameter sekitar 1,5 cm, berwarna merah. Bijinya kecil, keras, berwarna coklat.


Tumbuhan dewandaru tersebar di daerah Amerika Selatan seperti Suriname, Brazil, Argentina, Urugay, dan Paraguay. Di Indonesia, tumbuhan ini dapat ditemukan di beberapa tempat di pulau Jawa, Sumatera, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Salah satu daerah yang dikenal sebagai habitat dewandaru adalah kepulauan Karimunjawa. Di tempat terakhir, kayu dewandaru sangat kental nuansa magisnya. Sejarah persebaran pohon dewandaru (Eugenia uniflora) hingga ke Indonesia belum diketahui secara pasti. Kecuali berbagai mitos turun temurun yang berkembang di masyarakat.


Mitos, Khasiat, dan Pemanfaatan. Terutama pada masyarakat jawa, keberadaan pohon dewandaru sarat dengan mitos. Mulai dari mitos soal asal-usulnya hingga berbagai khasiat magis sebagai kayu sakti dan bertuah. Karenanya, kayu dewandaru kerap kali dimanfaatkan untuk membuat aksesoris semisal tasbih, gelang, akik (batu cincin), dan kalung. Beberapa mitos terkait pohon dan kayu dewandaru diantaranya adalah:



Kayu (batang) dewandaru (Eugenia uniflora) yang kerap dipercaya sebagai kayu sakti dan bertuah.


Pohon dewandaru di tanam oleh Sunan Nyamplungan, putra Sunan Muria, setelah mendapatkannya dari Cina.


Seorang bernama dewandaru yang menjadi rebutan antara Kurawa dan Pandawa lantaran dipercaya menjadi kunci untuk menguasai dunia. Agar tidak dapat diperebutkan, orang ini berubah menjadi pohon.


Aroma kayu dewandaru sebagai sarana pencapaian kesempurnaan dalam ilmu kanuragan.


Dipercaya memiliki khasiat sebagai pengasihan, menambah kharisma, dan pengusir gangguan gaib.


pengguna kayu-kayu tersebut.


Dewadaru


Kayu ini dipercaya penduduk setempat dan para pendatang berfungsi sebagai:


- Bisa mengusir atau membersihkan tempat-tempat yang diyakini ditempati jin-jin jahat


- Bisa menyembuhkan segala macam penyakit dengan cara dimasukkan ke dalam air putih dan diminum dengan mengucapkan basmalah dan sholawat


- Bisa menjadi senjata untuk mengalahkan musuh.


Namun, jangan membawa kayu ini jika punya niat yang tidak baik, karena biasanya di dalam perjalanan akan ada gangguan






 

Selasa, 01 Desember 2015

Genitri / rudraksha

Sejarah Singkat Pohon Ganitri sampai Ke Indonesia

Sekitar 150 tahun lalu orang India itu tinggal di Kauman, Kebumen. Dia menitipkan pohon jenitri kepada seseorang santri yang mengaji di masjid daerah Kauman tersebut. Orang India itu lalu memberikan bimbingan dari mulai menanam pohonnya hingga panen buah jenitri.

Orang India yang namanya diganti Mukti itu juga menampung buah jenitri untuk dibawa ke negaranya. Dia menghargai satu butir jenitri begitu tinggi. Hingga kemudian yang menanam pohon jenitri itu bertambah banyak dan lahannya makin luas. Masyarakat Desa Penusupan pun kemudian beramai-ramai menanam pohon jenitri.

Cara menanam juga perlu diperhatikan. Terlebih dahulu membuat lubang selebar 30 cm, dengan kedalaman sekitar 30 cm. Lubang tersebut diberi pupuk kandang dan dibiarkan terlebih dahulu selama kurang lebih 10 hari. Selanjutnya ditanam dan diberi pupuk untuk kali pertama. Pohon jenitri juga bisa ditanam di pot.

Komposisi kimia ganitri

karbon  (C) 50,024%,hidrogen (H) 17,798%,nitrogen (N) 0,9461%, danoksigen  (O2) 30,4531%.elemen mikro: aluminum (al), kalsium (Ca), klorin, tembaga (Cu), kobalt, nikel (Ni) , besi (Fe), magnesium (Mg), mangan (Mn), dan fosfor (F)glikosida, steroid, alkaloid, dan flavonoid yang terkandung dalam ganitri melindungi paru-paru (anti bakteri)

 Komposisi fisika ganitri

Memiliki nilai spesifik gravitasi sebesar 1,2 dengan pH 4,48 (riset Institut Teknologi India)Daya elektromagnetik sebesar 10.000 gauss pada keseimbangan Faraday, hasil konduksi elektron alkalin. Gara-gara itulah ganitri dipercaya mengontrol tekanan darah, stres, serta berbagai penyakit mental.Ganitri juga dipercaya menyembuhkan epilepsi, asma, hipertensi, radang      sendi, dan penyakit hati. Ia berguna saat dikalungkan di leher ataupun diminum air rebusan.

ELAOCARPUS SPHAERICARPUS SCHUM AND E. GANITRI, dalam bahasa india kata rudraksa berasal dari kata Rudra berarti Dewa Siwa dan Aksa berarti Mata. Sehingga arti keseluruhan MATA SIWA. Sesuai namanya orang Hindu meyakini rudraksa sebagai AIR MATA DEWA yang menitik kebumi tetesan air mata itu tumbuh menjadi pohon rudraksa atau dikenal sebagai air mata dewa .

Untuk mengetahui GANITRI /GENITRI/JANITRI maka kita terlebih dahulu harus mengetahui arti dari bahasa asal GANITRI dia adalah kata RUDRAKSA= rudra berarti Siwa dan aksa berarti mata, sehingga arti keseluruhannya berarti mata Siwa, yang sejalan dengan mitologinya bahwa di suatu saat air mata Siwa menitik, kemudian tumbuh menjadi pohon rudraksa menyebar di Negeri Bharatawarsa dan sekitarnya, Malaysia bahkan sampai ke Bumi Nusantara, yang popular dengan nama GANITRI atau GENITRI. Dalam bahasa latinnya disebut ELAEOCARPUS GANITRUS. ADA tiga macam jenis ganitri dan 4 jenis agak berlainan yang dinamai KATULAMPA.

APA ITU RUDRAKSA?

RUDRAKSA = adalah buah kesayangan Siwa dan dianggap tinggi kesuciannya. Oleh karena itu rudraksa dipercaya dapat membersihkan dosa dengan melihatnya,bersentuhan, maupun dengan memakainya sebagai sarana japa (Siva Purana). Sebagai sarana japa atau dapat dipakai oleh seluruh lapisan umat atau oleh ke-empat warna umat, maupun oleh pria atau wanita tua ataupun muda.

MORFOLOGI GANITRI?

1.      Batang pohon Ketinggian dapat mencapai 25-30 meter (di India) dengan batang tegak dan bulat berwarna cokelat. Sepanjang tepi daunnya bergerigi dan meruncing di bagian ujung. Umur 4 tahun mencapai tinggi 4 meter

2.      Daun, lanset, tangkai 2-12 mm; pangkal helaian beralih demi sedikit menjadi tangkai, 6-18 x 2-6 cm, akhirnya gundul, seperti kulit, bergerigi beringgit tidak dalam, berbintik hitam, 10-15 tulang daun samping pada kedua belah sisi dari tulang daun utama.

3.      Tangkai bunga ±0,5 cm; daun kelopak bulat telur memanjang, runcing, hijau pucat atau kemerahan, dari luar berambut; daun mahkota kuning atau putih kehijauan, ke atas tidak melebar, panjang ±1,3 cm. Tonjolan dasar bunga berambut kasar, bakal buah bentuk telur, berambut rapat; kepala putik tidak melebar.

4.      Buah, bentuk bola, boleh dikatakan gundul, warna biru tua, diameter ±2 cm.

5.      Biji-biji ganitri keras dan awet

6.      Ukuran dan Setiap biji memiliki jumlah lekukan atau mukhis berbeda. Jumlahnya bervariasi mulai dari 1 hingga 21 mukhis

Daya elektromagnetik sebesar 10.000 gauss pada keseimbangan Faraday, hasil konduksi elektron alkalin. Gara-gara itulah ganitri dipercaya mengontrol tekanan darah, stres, serta berbagai penyakit mental.
Ganitri juga dipercaya menyembuhkan epilepsi, asma, hipertensi, radang sendi, dan penyakit hati. Ia berguna saat dikalungkan di leher ataupun diminum air rebusan.

APAKAH KHASIAT DARI GENITRI?

GANITRI SEBAGAI PENYEMBUH PENYAKIT MENTAL?

 Yang bikin berbeda buah ganitri dan buah lain terungkap melalui riset Institut Teknologi India. Ganitri memiliki nilai spesifik gravitasi sebesar 1,2 dengan pH 4,48. Saat digunakan untuk berdoa, misalnya, ganitri memiliki daya elektromagnetik sebesar 10.000 gauss pada keseimbangan Faraday, hasil konduksi elektron alkalin. Sehingga ganitri  dengan merujuk hal tersebut diatas maka dapat dipercaya dan dibuktikan untuk mengontrol tekanan darah, stres, serta berbagai penyakit mental.

GANITRI SEBAGAI PENENANG OTAL DAN MEMBUAT 
PIKIRAN POSITIF?

Menenangkan otak dan menghasilkan pikiran positif  (sifat kimia dan fisik memberikan Efek Induksi listrik, kapasitansi listrik, pergerakan listrik, dan elektromagnetik , Karena itu biji ganitri mempengaruhi sistem otak pusat saat menyebarkan rangsangan bioelektrokimia. Mengandung elemen mikro: aluminum, kalsium, klorin, tembaga, kobalt, nikel, besi, magnesium,      mangan, dan fosfor.

GANITRI SEBAGAI PENYEMBUH BERBAGAI PENYAKIT?

Ganitri juga dipercaya menyembuhkan epilepsi, asma, hipertensi, radang sendi, dan penyakit hati. Ia berguna saat dikalungkan di leher ataupun diminum air rebusan. Caranya biji ganitri direndam semalam lalu diminum saat perut kosong. Itu terbukti efektif meredam hipertensi dan menghasilkan perasaan tenang dan damai. Dalam 7 hari, tekanan darah turun bila dibarengi dengan mengalungkan ganitri di leher. Khasiat lain, ganitri berfungsi sebagai pelindung tubuh dari bakteri, kanker, dan pembengkakan dll. 

GANITRI SEBAGAI PELINDUNG PARU PARU?

Melindungi paru-paru (anti bakteri) karena mengandung glikosida, steroid, alkaloid, dan flavonoid. pelindung tubuh dari bakteri, kanker, dan pembengkakan. efektif meredam hipertensi dan menghasilkan perasaan tenang dan damai. Dalam 7 hari, tekanan darah turun bila dibarengi dengan mengalungkan ganitri di leher. (Singh RK dari Departemen Farmakologi, Banaras Hindu University). Ia menggunakan berbagai larutan seperti petroleum eter, benzena, kloroform, asetone, dan etanol untuk melarutkan 200 mg/kg buah ganitri kering. Larutan ganitri hasil perendaman selama 30-45 menit itu menunjukkan sifat anti pembengkakan radang akut dan nonakut pada tikus yang dilukai.

GANITRI SEBAGAI OBAT ANTI BAKTERI?

Selain menghilangkan sakit kepala alias antidepresan dan antiborok pada tikus terinjeksi. Duduk perkaranya karena glikosida, steroid, alkaloid, dan flavonoid yang terkandung dalam ganitri melindungi paru-paru. Keempat zat organik itu juga bersifat antibakteri. Terhitung 28 jenis bakteri gram positif dan negatif enyah oleh ekstrak ganitri antara lain Salmonella typhimurium, Morganellamorganii, Plesiomonas shigelloides, Shigella flexnerii, dan Shigela sonneii.

GANITRI JUGA SEBAGAI PENYERAP POLUTAN?

Ada khasiat lain dari buah genitri sebagaimana yang telah di hasilkan dari sebuah riset Dwiarum Setyoningtyas dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung: jenitri sebagai penyerap polutan. Ia membandingkan konsentrasi gas sulfur oksida, nitrogen oksida, dan karbon monoksida dalam kotak kaca berisi tumbuhan ganatri dengan kotak tanpa tumbuhan.

Ke dalam kedua kotak kaca diembuskan emisi gas buang dari hasil pembakaran tiga jenis bahan bakar yang memiliki kandungan biodiesel yang berbeda. Yaitu 10% biodiesel (B-10), 5% biodiesel (B-5), dan 0% biodiesel (B-0) sebagai pembanding. Hasilnya, tingkat pencemaran dari ketiga jenis emisi bahan bakar dalam kotak kaca berisi jenitri tercatat lebih rendah (sulfur oksida 0,81 ? 0,38 ppm, nitrogen oksida 0,49 ? 0,01 ppm, dan karbon monoksida 1,36 ? 0,71 ppm).

Bandingkan dengan kotak kaca tanpa jenitri yang pencemarannya lebih tinggi. Untuk ke-3 zat kimia itu masing-masing 5,15 ? 1,77 ppm, 0,75 ? 0,15 ppm, dan 2,34 ? 1,36 ppm. Kesimpulannya genitri berperan menurunkan tingkat pencemaran. Itu sebabnya, ‘Jenitri digunakan sebagai pohon pelindung di sepanjang jalan Bandung-Lembang,’ kata Eka Budianta, budayawan.

GANITRI SEBAGAI PENGHANCUR LEMAK?

Meluruhkan lemak badan.Senyawa alkaloid yang terkandung dalam ganitri: pseudoepi-isoelaeocarpilin, rudrakine, elaeocarpine, isoelaeocarpine, dan elaeocarpiline (A B. Ray dari Department of Medicinal Chemistry, Banaras Hindu University, India),Caranya, 25 gram buah Elaeocarpus ganitrus kering, dicuci dan direbus dalam 1 gelas air sampai air rebusan tersisa separuh. Setelah air rebusan dingin, saring, lalu minum sekaligus .Buah jenitri berkhasiat untuk peluruh lemak badan

HASIL RISET GANITRI DI INDIA?

Begitulah riset sahih Singh RK dari Departemen Farmakologi, Banaras Hindu University, India. Ia menggunakan berbagai larutan seperti petroleum eter, benzena, kloroform, asetone, dan etanol untuk melarutkan 200 mg/kg buah ganitri kering. Larutan ganitri hasil perendaman selama 30-45 menit itu menunjukkan sifat antipembengkakan radang akut dan nonakut pada tikus yang dilukai. Di luar itu, ganitri menghilangkan sakit kepala alias antidepresan dan antiborok pada tikus terinjeksi.